PEKANBARU – Tempat hiburan malam Angel Wings di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, kini berada di ujung tanduk. Aliansi Pemuda Jaga Pekanbaru Bersih, yang dipimpin oleh aktivis muda Ade Monchai, secara tegas menuntut pemerintah untuk menutup tempat hiburan tersebut secara permanen. (25/06)
Angel Wings diduga melakukan berbagai pelanggaran berat: mulai dari pengemplangan pajak hiburan dan pajak minuman beralkohol, pelanggaran jam operasional, gangguan kebisingan di lingkungan padat penduduk, hingga mengabaikan standar keselamatan pengunjung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini bukan hanya soal pelanggaran administratif, ini soal keselamatan dan ketertiban umum. Angel Wings telah beroperasi seenaknya tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap warga sekitar. Suara bising, pajak tak transparan, dan fasilitas keselamatan sangat memprihatinkan,” kata Ade Monchai, Rabu (25/6).
Aliansi menyoroti kondisi tangga sempit dan akses keluar yang tidak sesuai standar. Jika terjadi kebakaran atau kepanikan, situasi tersebut dapat berujung fatal.
“Tempat ini tidak punya akses evakuasi layak. Kalau terjadi insiden, bisa menimbulkan korban jiwa. Apakah kita harus menunggu tragedi dulu baru pemerintah bertindak?” ujarnya geram.
Aliansi Pemuda Jaga Pekanbaru Bersih mengumumkan bahwa aksi damai akan digelar langsung di depan lokasi Angel Wings, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru dalam waktu dekat.
“Kami tidak akan datang ke kantor wali kota atau DPRD. Kami akan aksi langsung di lokasi maksiat ini, di Angel Wings, agar publik tahu wajah bobroknya. Kami ingin ini ditutup selamanya!” tegas Ade.
Dalam rangka ulang tahun Kota Pekanbaru, Ade menyerukan keterlibatan warga sebagai bagian dari gerakan moral bersama.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Pekanbaru, khususnya warga yang tinggal di sekitar Angel Wings, untuk ikut dalam aksi damai ini. Mari bersatu demi kota yang bersih, bermartabat, dan terbebas dari penyakit masyarakat,” ujarnya.
Ade menegaskan bahwa ini adalah gerakan rakyat, bukan sekadar aksi reaksi. Ia juga meminta aparat hukum dan Pemerintah Kota Pekanbaru agar tak bersikap pasif.
“Kami akan terus bergerak hingga tempat ini ditutup. Jangan ada kompromi untuk pelanggaran terang-terangan,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan